Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus mantan presiden Megawati Soekarnoputriprihatin dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
Bahkan, Megawati mengaku sakit hati melihat banyaknya barang-barang kebutuhan pokok rakyat yang diimpor dari negara lain hingga berdampak pada anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan tak terkendalinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mega menilai Indonesia setelah 68 tahun merdeka masih belum bisa "berdiri di atas kaki sendiri" atau "Berdikari". Mulai cabai, bawang, telur, daging, hingga beras, diimpor dari negara lain. Meski sudah mengimpor barang-barang kebutuhan pokok tersebut dari luar negeri, ternyata harga barang tersebut sangat mahal sehingga memperberat daya beli masyarakat.
"Sekarang Rupiah, berapa Rupiah terhadap Dolar, yang selalu mengagung-agungkan asing, yaitu Dolar, akhirnya Rupiah terpuruk. Coba (hitung), uang yang Rp 300 ribu, yang Rp 500 ribu itu, berapa hari uang itu bisa digunakan," kata Mega.
Menurut Mega, kondisi ekonomi Indonesia pada saat ini bisa terjadi tak terlepas karena kebijakan yang diambil oleh pemerintahan berkuasa, yakni SBY-Boediono.
"Masa' cabe saja dari impor. Masya Allah.., saya rasanya sakit hati. Bagaimana saat saya didatangi orang, bertanya bagaimana bisa sampai terjadi begini. Saya, katakan, tanyakan kepada dia yang memimpin negara ini (Presiden SBY/red)," sindir Mega.
Mega pun menyampaikan kekhawatirannya, yakni Indonesia akan kembali mengalami krisi ekonomi seperti terjadi pada 1998, di mana nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mencapai Rp 15 ribu per Dolar AS. "
"Bagaimana jadinya jika Rupiah tidak bisa bangkit lagi. Ketika 1998, dolar sampai Rp 15 ribu. Dan ketika saya presiden pada 1999, betapa pusing saya memikirkan (mengatasinya). Kalau ini akan terjadi lagi, dan mungkin terjadi lagi, lalu ibu, anak-anaknya mau makan apa," tuturnya.
Mega menyerukan masyarakat untuk kembali menggelerokan semangat dan ajaran Bung Karno tentang Berdikari jika ingin ada perubahan terhadap kondisi yang terjadi saat ini.
Foto Gurih Gadis ABG
